Tuesday, December 16, 2008

KENAPA BABI HARAM

Babi adalah hewan berkaki pendek, berkulit tebal dengan bentuk tubuh bagai tong. Ada delapan jenis babi, yang nenek moyangnya adalah babi hutan. Babi hutan sangat cepat larinya dan pandai berenang. Babi hutan dijinakkan orang Cina sekitar 500 tahun yang lalu. Binatang ini menggabungkan pada dirinya beberapa sifat binatang buas dan binatang jinak. Ia memiliki taring dan memakan bangkai sebagaimana halnya binatang buas, tetapi dalam saat yang sama ia memakan rumput.

Babi adalah binatang kotor yang senang hidup di arena yang kotor. Dia makan yang serba kotor, walau bangkai, bahkan terkadang binatang ini membiarkan mangsanya beberapa hari, agar membusuk lalu memakannya.

Babi tidak dipelihara oleh bangsa-bangsa Arab, dan dipandang juga sebagai kotor oleh bangsa-bangsa Phoenicia, Etiopia dan Mesir. Bagi orang Yahudi, daging babi dilarang untuk dimakan. Dr. E. A. Widmer menulis dalam Good Health bahwa: “Daging babi adalah salah satu bahan makanan yang banyak dimakan, tetapi dia sangat berbahaya. Tuhan tidak melarang kaum yahudi memakan daging semata-mata untuk memperlihatkan kekuasaan-Nya, tetapi karena daging babi bukan satu makan yang baik dimakan manusia.”

Babi sangat kuat dorongan seksualnya. Jantannya boleh jadi “menunggangi” betinanya yang sedang makan rumput. Si betina boleh jadi menempuh ratusan mil, sedang si jantan masih terus juga di punggungnya. Siapa yang melihat jejak kedua binatang itu sedang bercumbu, boleh jadi menduga bahwa itu adalah seekor binatang yang berkaki enam, padahal itu adalah dua ekor babi yang sedang berhubungan seks.

Jantan babi dapat berhubungan seks pada usia delapan bulan, bahkan ada babi yang melakukannya pada usia empat bulan. Betinanya melahirkan setelah usia enam bulan, dan tidak dapat melahirkan lagi bila mencapai usia lima belas tahun. Babi betina dapat melahirkan dua puluh ekor anak, dengan sekali pembuahan. Babi seringkali menceburkan dirinya di air kotor/lumpur untuk menyejukkan badannya. Kulitnya disamak dan bulunya yang keras dibuat sikat. Pertumbuhan babi sangat cepat. Ketika lahir beratnya sekitar 2 kg, tetapi setelah sekitar enam bulan, beratnya mencapai 100 kg, dan ini masih terus meningkat sampai akhirnya ditemukan babi dewasa yang beratnya antara 272 kg sampai dengan 363 kg. Semua yang diuraikan di atas antara lain disebabkan karena babi memiliki hormon pertumbuhan dan hormon seksual (Gonadotrophins) yang sangat tinggi, dan ini pula yang menjadikan ia memiliki banyak lemak.

Sementara pakar berpendapat bahwa babi dapat menularkan kepada manusia banyak penyakit, seperti influenza, peradangan otak (Japanese B Encephalitis), peradangan mulut dan hati (Stomatitis dan Myocarditis) dan lain lain.

Salah satu penemuan baru yang terungkap setelah maraknya rekayasa genetika, adalah ditemukannya virus-virus yang terdapat pada babi yang dapat mengakibatkan penyakit yang dapat membawa kematian pada manusia, karena virus-virus tersebut tidak dapat dibunuh melalui cara pembakaran atau pemasakan biasa. Ada juga virus yang dinamai oleh ilmuwan Trichine, yang menurut Ensiklopedia La Rose yang terbit di Perancis, virus ini bila masuk ke dalam diri manusia ia akan berpindah dari suatu tempat ke tempat lain hingga ke jantung manusia, kerongkongan dan matanya, dan ia dapat bertahan bertahun-tahun dalam badan manusia. Demikian lebih kurang yang dikutip oleh Mustafa az-Zarqa dalam fatwa-fatwanya.

Dalam buku S. Akhtar Rizvi yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Daging Babi? No, dikemukakan juga bahwa ulat Trichina yang sudah cukup besar berukuran kira-kira 1/6 inci dan lebarnya 1/400 inci. Ulat ini dapat hidup selama empat puluh tahun, melingkar dalam bentuk jeruk, berupa kapsul kecil yang tak dapat dilihat di antara otot-otot. Apabila termakan oleh manusia, ia akan membesar dan menelurkan 500 ekor setiap ulat. Setelah satu sampai tiga minggu ia masuk ke dalam darah dan menyerang tubuh manusia serta menimbulkan sekitar lima puluh macam penyakit sehingga menyulitkan proses diagnosanya.

Ada lagi yang disebut oleh para dokter dengan nama Balantidium Coli. Ia adalah kuman yang normal pada perut babi. Ia keluar dari tubuh sebagai kotoran dan di luar ia tidak menemukan tempat sehingga berkembang menjadi sel di sekelilingnya yang disebut Cyst. Cyst berisikan parasit-parasit hidup yang berkomunikasi dengan makanan manusia sehingga masuk ke dalam perutnya. Hal ini menurut Sayyid S. Akhtar Rizvi dalam bukunya yang disebut di atas–ditemukan oleh Drston (1857) dan Stein (1862).

Di sisi lain, dalam harian asy-Syarq al-Ausath edisi 16-2-1999 M, dikemukakan kekhawatiran sejumlah dokter di Inggris atas upaya pencangkokan sel-sel babi pada otak penderita Parkinson.
Semua yang penulis sadur dari berbagai sumber di atas boleh jadi menjadi sebab pengharaman babi untuk dimakan, bahkan najisnya seluruh badannya–termasuk kulitnya–meski telah disamak sekalipun.

Ada persamaan antara babi dan manusia. Yaitu ia tidak dapat dikuliti, kecuali dengan memotong sebagian dari daging yang menyertainya, berbeda dengan binatang-binatang yang lain. Di samping itu, para dokter dewasa ini menilai bahwa katup jantung babi adalah katup yang paling sesuai dengan katup jantung manusia. Apakah ini yang menjadi sebab sehingga babi terlarang dimakan? Boleh jadi demikian, kata sementara orang. Boleh jadi juga karena binatang ini sangat kotor, bahkan sementara orang berkata bahwa lalat pun enggan hinggap di dagingnya. Sifatnya yang buruk dan nafsunya yang besar, seperti dikemukakan di atas, bisa juga menjadi penyebab pengharamannya. Memang makanan dapat mempengaruhi manusia. Pengaruhnya bagi fisik sudah tidak asing lagi. Bahkan ada makanan atau minuman yang bisa mempengaruhi jiwa manusia, dan dapat memberinya semangat tanpa perhitungan untuk melakukan aktivitas. Karena itu banyak penjahat meminumnya sebelum beraksi. Apakah sifat-sifat binatang dapat mempengaruhi jiwa manusia? Penulis tidak mengetahui ada penelitian yang saksama menyangkut hal ini, tetapi hal tersebut tidak mustahil.

Jika anda tidak menemukan jawaban yang memuaskan nalar Anda menyangkut pandangan agama tentang babi, maka katakanlah bahwa pengharaman babi oleh agama Islam–dan sebelumnya oleh agama Yahudi–adalah berdasar satu sistem dimana rincian sistem itu tidak selalu harus dipahami nalar. Katakanlah ia seperti sistem lalu lintas. Di Indonesia dan di Inggris misalnya, kemudi mobil diletakkan di sebelah kanan karena kendaraan mengambil arah kiri, berbeda dengan di Amerika, Jerman atau Timur Tengah dan banyak negara selain itu. Mengapa demikian? Anda tidak harus memperoleh jawaban, tetapi bila Anda di Indonesia atau di Inggris, Anda harus mematuhi ketentuan yang berlaku di kedua negara itu, dan ketika berada di Jerman, Anda pun harus mematuhi sistem dan peraturan lalu lintas yang mereka tetapkan. Nah, demikian juga bila Anda menganut agama Islam, Anda harus mematuhi ketetapan Allah yang mengharamkan babi, baik Anda ketahui sebabnya maupun tidak.

Di sisi lain, perlu diingat kisah simbolik yang dikemukakan oleh Imam Ghazâli. Seorang ayah berpesan kepada anaknya, agar setelah kematiannya ia boleh merenovasi rumah tempat tinggal mereka, tetapi sang ayah melarangnya menebang sebuah pohon. Setelah kematian sang ayah, anak itu merenovasi rumah. Ketika itu berpikir tentang pohon yang dipesankan ayahnya. Dalam benaknya berkata: “Ayah melarangku menebangnya karena aroma kembangnya yang harum. Kini ada pohon yang beraroma lebih harum yang belum diketahui ayahku.” Lalu ia menebang pohon terlarang itu. Beberapa hari kemudian, muncul seekor ular menyerangnya yang datang dari arah pohon yang telah ditebang itu. Ketika itu barulah sang anak sadar, bahwa aroma pohon yang ditebang, disamping sedap dihirup manusia, dia juga menangkal datangnya ular. Demikian, nalar sang anak terbatas dan hanya mengetahui sebagian dari tujuan larangan ayahnya. Begitu ilustrasi Imam Ghazâli. Jika demikian tak mengapalah kita tidak mengetahui rahasia larangan Allah, bukankah masih amat banyak makanan lain yang lebih lezat dan sehat yang dapat dimakan? Demikianlah Wa Allâh A’lam. (M. Quraish Shihab: Dia Dimana Mana, “Tangan Tuhan Dibalik Setiap Fenomena”)

Wednesday, October 15, 2008

Tasauf

Pada zaman Nabi tidak ada tasauf. Tasauf muncul beberapa waktu setelah kejayaan islam di dunia, dimana umat islam telah mengalami kehidupan yang makmur, harta belimpah, banyak uang, sehingga sebagian umat yang tadinya patuh dan taat mengikuti sunah Nabi, mulai sedikit-demi sedikit meninggalkan ajaran agamanya. Melihat kondisi tersebut para ulama yang tidak mau terkontaminasi dengan kondisi masyarakat yang tidak lagi mengutamakan ajaran agama, berusaha menyingkir dari kota, pergi dari kehidupan ramai menuju ke kampung atau pegunungan untuk bisa melaksanakan ajaran agama secara holistic dan murni. Hal ini disebut uzlah.

Mereka para ulama tersebut berusaha hidup sederhana tidak mau mengikuti pola hidup masyarakat perkotaan yang hidup mewah. Dalam sejarah tasawuf, kalau seseorang ingin memasuki jalan tasawuf, ia meninggalkan pakaian mewah yang biasa dipakainya dan diganti dengan kain wol (Suf) kasar yang ditenun secara sederhana dari bulu domba. Pakaian ini melambangkan kesederhanaan dan kejauhan dari dunia. Akhirnya para ulama tersebut yang memakai pakaian suf, diberi gelar sufi. Sedangkan ajaranya disebut dengan tasauf.
Pada intinya ajaran sufi bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah (taqarrub) dimana pada tahap tertinggi disebut dengan Ma’rifat. Mengenal Allah. Untuk mencapai tahap ma’rifat ada beberapa tahap yang harus dilalui. Tahap tersebut disebut juga maqam atau maqammat dalam bentuk jamak. Sedangkan jumlah tahapan atau maqam tersebut berbeda-beda menurut para ulama tergantung kepada jalan (tareqat) yang dilalui. Ada yang menebutkan 4 maqam, 8 maqam, ada yang 10 maqam. Contohnya kalau kita dari Bandung berangkat ke Jakarta, ada beberapa sub terminal yang harus dilalui sebelum sampai di Jakarta. Misalnya:
1. Bandung, Cianjur, Puncak, Bogor, Jakarta. 4 terminal
2. Bandung, Cianjur, Bogor, Jakarta. 3 terminal
3. Bandung , Cipularang, Jakarta. 2 terminal

Sekarang ada yang bertanya, Siapa saja yang bisa mengikuti atau menjalankan ilmu tasauf? Dalam pengertian mendekatkan diri kepada Allah, semua orang bisa menjalani hidup sufi, atau tasauf. Dan harus dijalankan secara sungguh-sungguh. Bisa saja orang yang saat ini sering atau suka melakukan kegiatan maksiat, tahun depan tingkah lakunya berubah 180o. Seseorang yang hari ini sering berpakaian yang membuka aurat, bisa saja bulan depan menjadi muslimah yang taat, berpakaian dan bertutur kata secara islami. Misalnya ada seorang wanita yang sehari-harinya dia memakai pakaian tidak islami, diperingatkan oleh seorang ustadz, namun dia menjawab, saya lagi bersedeqag, Subhanallah. Namun tiba-tiba dia berubah jadi baik….
Namun untuk mencapai itu perlu perjuangan atau pertobatan. Taubat itu artinya kembali. Tobatnya seorang umat sangat disukai oleh Allah. Kebahagiaan Allah ketika menerima taubat umatnya lebih bahagia dari kebehagian seorang musafir musafir di padang pasir yang kehilangan onta berisi semua perbekalannya, tiba-tiba untanya itu ditemukan (kembali)
Pertobatan perlu perjuangan (muhajadah). Ada tingkat-tingkat yang harus dilalui dalam mujahadah, yaitu:
1. Takhalli.
2. Tahalli
3. Tajalli

1. Takhalli
Takhalli berarti mengeluarkan. Maksudnya mengosongkan atau membuang atau menyucikan hati dari sifat-sifat yang keji. Membuat sifat-sifat iri, dengki, sombong, takabur, mengambil hak orang lain, mengambil yang bukan haknya, mencuri, korupsi, menipu, berzina, menggunjing (gossip), durhaka, dll. Pada peringkat ini, kita mesti melawan dan membuang (secara paksa) dan terus menerus semua kehendak nafsu yang rendah (jahat) dan yang dilarang oleh Allah. Selagi kita tidak membenci, memusuhi dan membuang kehendak-kehendak tersebut jauh-jauh secara paksa dan terus menerus, maka nafsu jahat itu akan sentiasa menguasai dan memperhambakan kita.
Apabila nafsu jahat dibiarkan menguasai kita, iman tidak akan mempunyai tempat dalam hati. Bila iman tidak ada, manusia bukan lagi menyembah Allah tetapi akan menyembah hawa nafsunya. Oleh itu, usaha melawan hawa nafsu jangan dianggap ringan. Ia adalah satu jihad yang besar.

2. Tahalli
Tahalli berarti mengisi. Mengisi hati atau menghiasi dengan sifat-sifat terpuji. Setelah kita mujahadah mengosongkan hati dari sifat-sifat mazmumah atau sifat-sifat keji, segera pula kita isi dan hiasi hati kita itu dengan sifat-sifat mahmudah atau terpuji. Untuk ini, sekali lagi kita perlu bermujahadah. Untuk membuang sifat-sifat mazmumah dari hati perlu mujahadah. Untuk mengisi hati dengan sifat-sifat mahmudah pun perlu mujahadah. Kalau tidak, iman tidak akan wujud dalam hati kerana iman itu berdiri di atas sifat-sifat mahmudah.

3. Tajalli
Tajalli berarti menampakkan, memanifestasikan. Menampakkan sifat-sifat baik kita dalam segala tindakan kita. Ketika kita mengucapkan Allahu Akbar, maka dalam hati kita menyadari bahwa hanya Allah lah yang maha besar, sedangkan kita ini kecil. Bahkan yang lain juga kecil, apakah itu pimpinan kita, permasalahan yang sedang dihadapi, atau prestasi yang telah kita raih, semua menjadi kecil. Ketika kita dipuji orang kita tidak sombong. Biasanya kita kalau dipuji orang, menjadi sombong dan membanggakan diri dengan berucap: Iya siapa dong, kalau bukan karena saya, tidak akan beres. Maka orang yang telah mencapai tingkat tajalli ketika dipujia, akan mengucapkan Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah, hanya Allah yang berhak dipuji.
Sebaliknya, tidak merasa hina atau marah ketika dicaci orang. Bahkan tidak takut ketika diancam orang. Ingat bahwa ajal, hidup, mati ada di tangan Allah. Ingat Al-Quran 35:13: Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nya lah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.

Tidak terjadi sesuaitu tanpa adanya izin dari Allah.
Imam Al Ghazali, seorang ulama besar dan menguasai ilmu tasauf, suatu hari difitnah oleh muridnya. Fitnah tersebut menyebar ke masyarakat. Menghadapi hal tersebut Imam Al Ghazali tidak marah atau atau merasa terhina. Orang semulya Gazali-pun difitnah orang, Bagaimana dengan kita? Beberapa waktu berlalu, sang muridnya merasa bersalah dan ingin meminta maaf kepada muridnya. Ya Imam, yang menyebarkan fitnah tentang Imam adalah saya. Saya mohon maaf. Al Gazali menjawab, kamu rupanya. Tapi memberi maaf itu pekerjaan mudah. Namun sebelum saya memberi maaf, akan saya tunjukkan sesuatu kepada engkau. Al Gazali mengajak muridnya itu ke puncak bukit sambil membawa segenggam bulu burung. Sampai di puncak bukit sang Imam meniup bulu burung itu dan melepasnya. Kontan saja bulu burung beterbangan di hembus angin. Ada yang jatuh di tempat yang dekat, ada yang jauh, ada yang jatuh dipuncak rumah, di atas pohon, di sungai. Menyebar kemana-mana. Selanjutnya Imam mengatakan bisa kah engkau mengambil kembali bulu burung. Tentu saja itu pekerjaan yang sangat sulit dan tidak mungki, kalau tidak dikatakan mustahil. Begitu juga lah ibaratnya, fitnah yang disebarkan seseorang. Alangkah sulitnya memulihkan nama baik orang yang sudah difitnah. Mungkin dengan fitnah itu, pandangan masyarakat tentang seseorang telah terbentuk. Walaupun dalam dunia pers ada hak jawab, bagaimana kita mengembalikan pandangan semua masyarakat yang sempat mendengat fitnah tersebut. Kalaupun diralat, bisa saja orang yang mendengar fitnah tidak sempat mendengat ralatnya, atau dia lebih percaya pada berita pertama. Maka dari itu janganlah sekali-kali memfitnah orang.

Dengan Tajalli terasa kebesaran dan kehebatan Allah atau keadaan sentiasa rasa bertuhan. Ia adalah sebagai hasil dari mujahadah. Ia satu perasaan yang datang sendiri. Agak sukar untuk menggambarkan perasaan ini dengan bahasa tetapi secara ringkas, secara mudah dan secara asasnya, ia adalah rasa bertuhan, rasa dilihat dan diawasi oleh Tuhan, hidup, nampak dan terasa kebesaran Allah. Apa saja masalah hidup dihadapi dengan tenang dan bahagia. Tidak terasa kesusahan dalam hidup. Yang baik mapun yang buruk dirasakan sebagai hadiah dari Tuhan. Dunia terasa bagaikan Syurga. Inilah kebahagiaan yang sejati dan abadi iaitu kebahagiaan hati.
Disarikan dari ceramah Ust. Asep Zaenal Ausaf pada bulan Ramadhan 1429.

Friday, September 5, 2008

Value Chains pada Perusahaan Garmen

Pengertian value chain dijelaskan secara sederhana sebagai the full range of activities which are required to bring a product or service from conception, through the different phases of production (involving a combination of physical transformation and the input of various producer services), delivery to final consumers, and final disposal after use. Lebih dari itu terdapat beberapa rangkaian kegiatan di dalam masing-masing links chain. Meskipun sering dilukiskan sebagai suatu rantai vertikal, mata rantai-internal sering mempunyai sifat dau arah. Misalnya bagian design tidak hanya dipengaruhi oleh sifat dari proses produksi dan pemasaran, tetapi juga dipengaruhi oleh mata rantai secara keseluruhan.
Secara tradisional, industri dalam negeri berpikir secara local. Berpijak dari konsep tersebut, kondisi lokal sering menghasilkan kekuatan global, yang disebut global value chains. Konsep global value chains memperkenalkan bahwa memproduksi barang dan jasa secara globalisasi.
Konsep global value chains mengenal bahwa design, produksi dan pemasaran beberapa produk yang melibatkan beberapa mata rantai kegiatan dan dilaksanakan oleh beberapa perusahaan yang berada pada yang berbeda. Dengan demikian value chain merupakan kegiatan yang diperlukan untuk membawa suatu produk dari barang mentah kepada konsumen akhirnya. Mata rantai tersebut mencakup semua tahap pengembangan produk, mulai dari design, bahan baku, barang jadi (intermediate input), marketing, distribusi kepada konsumen akhir.
Terdapat peluang bisnis yang ada di setiap tahapan value chain, yaitu pada tahap design, input, produksi, maupun distribusi.
ERP merupakan solusi yang intergratif untuk memadukan aplikasi-aplikasi yang ada dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuan perusashaan secara efektif dan efisien serta cermat.

Bisnis Online

Persaingan bisnis yang semakin ketat pada saat ini memacu para pebisnis untuk menemukan strategis bisnis yang jitu. Dengan berkembangnya teknologi infomasi khususnya internet yang sudah demikian meluas ke segala segi kehidupan membuat Bisnis Online menjadi salah satu cara yang efektif untuk digunakan oleh pemasar dalam menjual produknya mulai awal tahun 90-an.
Beberapa keuntungan Internet Marketing dibandingkan dengan cara tradisional, yaitu: dapat meminimalkan biaya yang berarti memaksimalkan keuntungan, jangkauan yang tak terbatas, local ataupun luar negeri, akses 24 jam sehari, dan komunikasi yang lebih baik dengan pelanggan. Dengan daya tarik tertentu suatu perusahaan harus bisa menarik pelanggan untuk mengunjungi situsnya. Suatu perencanaan strategi pemasaran yang efisien dan efektif sangat dibutuhkan di sini, yang tentunya berbeda dengan yang dilakukan pada cara konvensional.
Dengan bisnis online, semuanya serbamudah, serbasederhana. Hanya dengan menggunakan fasilitas blog gratis, untung puluhan juta rupiah per bulan dapat diraih. Inilah fenomena baru bisnis online, jualan lewat blog, seperti memiliki account di multiply, myspace, atau wordpress, maka Anda tentu pernah mendapat tawaran untuk membeli barang di daftar tamu Anda. Ada yang menawarkan pakaian, seprai, pernak-pernik tanah liat, cemilan, atau bahkan alat pelangsing tubuh. Hubungannya bisa business to business (b2b) atau business to customer (b2c).
Merancang situs web yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik dari segmen yang kita tuju adalah salah satu pendukung untuk strategi pemasaran yang efisien dan efektif pada E-Commerce. Karakteristik gaya hidup seperti tingkah laku, perilaku dan minat adalah prediksi terbaik dari perilaku pembelian.
Ada berbagai alasan mengapa konsumen belanja lewat internet diantaranya display barang di website atau blog tertentu memberi kenyamanan tersendiri bagi konsumen. Membuat waktu berbelanja menjadi singkat, karena tidak perlu lagi berlama-lama mengelilingi pusat pertokoan untuk mencari barang yang diinginkan.
Untuk penetrasi penjualan ke luar negeri, harus ada pengaturan tentang pricing policy, karena nilai kurs rupiah terbilang rendah jika dibandingkan dengan mata uang lain seperti dolar dan poundsterling.
Melihat kondisi di atas diketahui bahwa fasilitas internet dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk melakukan pemasaran atau penjualan suatu produk. Dan potensi pasarnya cukup besar dan cakupannya luas. Cocok bagi pebisnis pemula dan bermodal kecil dan risikonya cukup rendah.

Tuesday, August 12, 2008

Tuesday, August 5, 2008

Santainya Rasul SAW dan Para Sahabat Beliau



Suatu ketika datang kepada Rasul saw. seorang wanita tua yang memohon agar didoakan masuk ke surga. Nabi bersabda kepadanya: “Di surga tidak ada orang tua.” Wanita itu menangis, lalu Rasul sambil tersenyum melanjutkan: “Di sana tidak ada orang tua, karena wanita-wanita akan beralih menjadi wanita-wanita cantik dan muda belia.” Rasul kemudian membacakan firman Allah: “Sesungguhnya Kami menciptakan mereka yakni para wanita muslimah penghuni surga dengan penciptaan sempurna, dan kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya.” (QS. Al-Waqi’ah [56]: 35-37). Wanita tua itupun tersenyum setelah mendengarnya dan didoakan oleh Rasul saw.

Seorang perempuan datang kepada Rasul saw. untuk mengundang beliau bersantap di rumahnya. Wanita itu memperkenalkan dirinya sebagai “istri si A”. Nabi bersabda: “Oh... suamimu itu yang ada bintik putih di matanya?” Perempuan tersebut terheran-heran, ‘Tak ada bintih putih di mata suamiku,’ jawabnya serius. “Segeralah kembali untuk melihatnya.” Ucap Nabi... Sang istri bergegas kembali, tetapi sebelum beranjak jauh, Nabi yang kali ini bergurau bersabda: “Semua orang ada bintik putih di matanya...tak usah gelisah...Aku akan datang memenuhi undanganmu”. Demikian Rasul saw. bergurau walau dengan wanita-wanita tetapi gurauan penuh hikmah dan pelajaran.

Shuhaib berkata: “Suatu ketika – saat mataku sakit – aku berkunjung menemui Nabi saw. dan kudapati beliau sedang makan roti dan kurma. Beliau mengajakku makan, maka akupun makan kurma. Nabi bergurau dengan bertanya: “Apakah Engkau makan padahal matamu sakit?” Shuhaib menjawab gurauan beliau dengan berkata: ‘Saya mengunyah dari arah mata yang tidak sakit’.

Aisyah ra. menceritakan bahwa suatu ketika Sauwdah – istri Nabi saw. – berada di kamarku, dan ketika itu juga Rasul bersama kami. Beliau duduk sambil meletakkan satu kakinya di pangkuanku dan yang satu lagi di pangkuan Sauwdah. Aku ketika itu telah mempersiapkan makanan untuk Beliau dan mengajak Sauwdah makan. Tapi ia enggan, maka – kata Aisyah – “Aku mendesaknya makan, atau kalau enggan akan kukotori wajahnya dengan makanan itu.” Namun Sauwdah berkeras untuk tak makan, maka Aisyah mengambil piring yang penuh makan lalu menempelkannya ke wajah Sauwdah. Rasul saw. tertawa melihat kelakuanku, lalu beliau menarik kakinya dan berkata pada Sauwdah: “Balaslah dia”. Sauwdah kemudian mengambil sedikit dari isi piring yang berisi makan itu, lalu meletakkannya di wajahku – kata Aisyah. Semua itu terjadi dengan penuh canda dan Rasul saw. tertawa riang.

Salah satu sahabat Nabi Muhammad saw. yang sangat suka bergurau adalah Nu’aiman. Ia tidak hanya bergurau di depan Nabi saw. tetapi justru bergurau dengan Nabi sendiri. Ia tidak mengunjungi Nabi kecuali “membeli” sesuatu dan membawanya kepada beliau sambil berkata: “Bayarlah!” Nabi saw bertanya: ”Bukankah Engkau menghadiahkannya untukku?” “Saya tidak memiliki uang, sedangkan saya ingin Engkau (makan bersama),” jawabnya. Nabi tertawa lalu memerintahkan membayar harganya.

Suatu ketika Nu’aiman – yang disebut di atas – berangkat bersama Saayyidina Abu Bakar ra. ke Basrah (Irak) dalam suatu perniagaan. Bersama mereka ikut juga Suwaidan, yang bertugas membawa perbekalan. Nau’aiman meminta kepada Suwaidan agar diberi makanan, tetapi Suwaidan enggan karena Abu Bakar sedang tidak di tempat. “Tunggu sampai Abu Bakar datang,” katanya. Nu’aiman yang senang bergurau “mengancam” : Nantikan pembalasanku!” Ia kemudian berkunjung kepada beberapa orang, menawarkan kepada mereka untuk membeli hamba sahayanya dengan harga sangat murah, sambil memberi tahu kelemahannya, yaitu bahwa hamba sahayanya itu sering kali menyatakan dirinya seorang merdeka. Yang ditawari setuju, lalu mereka bersama Nu’aiman menuju ke tempat di mana Suwaidan sedang duduk. Nu’aiman menunjuk kepadanya. Yang ditunjuk tentu saja enggan untuk ikut kepada para pembelinya sambil mengatakan bahwa dirinya bukan hamba sahaya. Si pembeli bersikeras mengikatnya dan berkata: Kami telah mengetahui sifatmu. Engkau suka mengaku seorang yang merdeka.” Untung saja Sayyidina Abu Bakar dating dan menyelesaikan persoalan. Nabi saw yang diberi tahun peristiwa di atas tertawa, bahkan sepanjang tahun dan setiap beliau ingat atau diingatkan tentang peristiwa tersebut Beliau tertawa.

Makhramah bin Naufal – seorang tua berusia 115 tahun lagi disegani oleh penduduk Madinah – suatu ketika berada di mesjid dan hendak membuang air kecil. Tapi karena ia buta, maka kamar kecil tidak ditemukannya. Nau’aiman meliihatnya, lalu mengantar Makhramah ke satu tempat dan mempersilahkan memenuhi hajat sambil meninggalkannya. Tempat tersebut bukanlah kamar kecil sehingga orang tua itu dikecam oleh yang melihatnya. Makhramah kemudian mengetahui bahwa yang mengatarnya ke tempat itu adalah Nu’aiman, yang sengaja ingin bergurau atau mempermainkannya. Maka dia bersumpah akan memukul Nu’aiman dengan tongkatnya. Nu’aiman selalu mengelak. Setelah berselang waktu yang cukup lama dan Makhramah pun telah melupakan kasusnya, Nu’aiman datang lagi kepadanya mengingatkan peristiwa itu sambil berkata: “Engkau ingin memukul Nu’aiman? Itu dia sedang shalat,” padahal yang shalat adalah Utsman bin Affan. Nu’aiman mengatarnya kepada Utsman yang sedang khusyuk shalat, lalu Makhramah memukulnya sehingga terluka. Keluarga Makhramah marah besar terhadap Nu’aiman dan merasa malu terhadap Utsmân ra, tetapi Utsman meminta mereka tidak mengganggu Nu’aiman, apalagi dia adalah salah seorang yang terlibat bersama Nabi dalam perang pertama umat Islam, yakni perang badar.

Suatu ketika sahabat-sahabat Nabi saw. berkata kepada Nu’aiman: “Sudah lama kita tidak makan daging, bagaimana kalai Engkau menyembelih unta pendatang yang berkunjung kepada Rasul itu?” Usul tersebut disambut baik dan dilaksanakan segera oleh Nu’aiman. Ketika pemilik unta mengetahui untanya disembelih dia berteriak memohon bantuan Nabi saw. Beliau bertanya: “Siapa yang melakukannya?” Mereka menyebut: “Nu’aiman.” Salah seorang sahabat menunjuk tempat persembunyian Nu’aiman sambil berkata dengan suara yang jelas: “Saya tidak melihatnya.” Nabi saw. menuju ke tempat yang ditunjuk dan mengeluarkan Nu’aiman. Sambil tersenyum, Nabi bertanya: “Mengapa Engkau melakukannya?” Nu’aiman menjawab: Tanyakanlah kepada orang yang menunjukkan kepadamua tempat persembunyianku.” Nabi tersenyum, lalu memberi ganti rugi kepada pemilik unta dengan jumlah yang sangat memuaskan.
(Dikutip dari buku Yang Ringan Yang Lucu, Quraish Shihab, 2007. Mohon Maaf Pak Quraish, jika publikasi ini tidak berkenan, akan segera dihentikan)

Friday, July 25, 2008

Aku

Tahukah Anda, kata yang lebih menyenangkan dan merdu buat Anda daripada semua nyanyian Ummu Kaltsum dan lagu-lagu Muhammad Abdul Wahab. Apakah Anda mengetahui kata yang telah Anda ucapkan ribuan kali, tetapi Anda merasa baru sekali? Kata itu adalah kata yang terdiri dari tiga huruf ‘Ana’ (Aku).
Perusahaan telepon “Bill” merekam 500 percakapan telepon untuk mengetahui kata-kata yang berulang-ulang disebut dalam percakapan, dan ternyata kata “Aku” terulang sebanyak 3.999 kali. Ini berarti setiap pembicara mengulangi delapan kali kata tersebut dalam setiap pembicaraan.
Demikianlah, kita menemukan kelezatan dalam membicarakan diri kita, lalu menuduh orang lain tidak menyenangkan, karena ketika membicarakan diri mereka , kita tidak diberi kesempatan untuk membicarakan diri kita. Kita memuji orang lain sebagai “pembicara yang baik” dan “orang yang mengerti” karena dia “pandai mendengar” ketika kita membicarakan diri kita dan yang bersangkutan mendorong kita berulang-ulang berkata”Aku”.
Dalam arena kelemahan manusia ini, bertengger dalam hati jutaan lelaki dan juga ribuan pemuda yang berhasil mencapai kedudukan-kedudukan terhormat serta menghindar dari antrean-antrean panjang.
“Seni mendengar” lebih sulit dari “seni berbicara”. Seni mendengarkan membutuhkan kesadaran penuh, kearifan, kemahiran, kecepatan berfikir, serta pengendalian emosi. Karena itu, jika Anda mendengar orang lain bertanya: Apa kabar? Atau Bagaimana keadan Anda? Maka jangan menipu diri Anda dan menduga bahwa yang bertanya ingin mengetahui pendapat para dokter kesehatan tentang keadaan Anda yang sesungguhnya, seperti persentase butir-butir darah merah dalam darah Anda. Atau apakah Anda telah tidur delapan jam atau hanya empat jam sebagaimana Napoleon! Jangan sekali-kali Anda terjebak oleh pancingan itu, dan cukuplah jawaban yang Anda berikan: “Baik,” lalu silahkan mitra bicara Anda yang terjebak. Biarkan dia membicarakan penyakit-penyakitnya dan kesulitan-kesulitannya. Jika dia membicarakan dirinya, maka dia akan merasa tenang, dan akan jauh berkurang sikap keras kepalanya serta akan semakin terdorong ia memenuhi permintaan Anda atau mempermudah urusan Anda. Dia tidak akan mempersingkat pertemuannya dengan Anda, tidak juga akan menghindar dari Anda jika di kali lain Anda meminta waktu untuk bertemu dengannya.
Tetapi jika, yang berkunjung itu “kaku dan tidak menyenangkan” dan Anda ingin mempersingkat pertemuan, maka berbicaralah tentang diri Anda, maka ketika itu ia akan lari menghindar sambil “memohon maaf’ karena ada janji penting yang ingin dipenuhinya. Karena itu, Saudaraku! Jangan berkata “Aku!”. Biarlah orang lain yang mengatakannya.
(Dikutip dari Buku Yang Ringan Yang Lucu, Quraish Shihab, 2007. Mohon Maaf Pak Quraish, jika publikasi ini tidak berkenan, akan saya hapus)

Monday, July 14, 2008

Informasi Teknologi

SISTEM INFORMASI

Sistem informasi telah berkembang seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat dan terbukti sangat berperan dalam kegiatan perekonomian dan strategi penyelenggaraan pembangunan. Keberadaan sistem informasi mendukung kinerja peningkatan efisiensi, efektivitas dan produktivitas organisasi pemerintah dan dunia usaha, serta mendorong pewujudan masyarakat yang maju dan sejahtera.
Definisi Sistem Informasi
Menurut wikipedia, Sistem informasi adalah aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari suatu organisasi: operasi, instalasi, dan perawatan komputer, perangkat lunak, dan data. Sistem Informasi Manajemen adalah kunci dari bidang yang menekankan finansial dan personal manajemen. Sistem Informasi Penjualan adalah suatu sistem informasi yang mengorganisasikan serangkaian prosedur dan metode yang dirancang untuk menghasilkan, menganalisa, menyebarkan dan memperoleh informasi guna mendukung pengambilan keputusan mengenai penjualan.
Beberapa Definisi lainnya :
Sistem Informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur dan atau aturan yang diorganisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan pengambilan keputusan.
Sistem Informasi adalah satu Kesatuan data olahan yang terintegrasi dan saling melengkapi yang menghasilkan output baik dalam bentuk gambar, suara maupun tulisan.
Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem informasi diperlukannya klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi. Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien.
Tulisan ini mencoba untuk memberikan sedikit penjelasan tentang berbagai bentuk kegiatan SIM.
Sistem Informasi Managemen (SIM) merupakan sebuah bidang yang mulai berkembang semenjak tahun 1960-an. Walau tidak terdapat konsensus tunggal, secara umum SIM didefinisikan sebagai sistem yang menyediakan informasi yang digunakan untuk mendukung operasi, managemen, serta pengambilan keputusan sebuah organisasi. SIM juga dikenal dengan ungkapan lainnya seperti: “Sistem Informasi”, “Sistem Pemrosesan Informasi”, “Sistem Informasi dan Pengambil Keputusan”
SIM merupakan bidang terapan yang mendapatkan perhatian para pelaku bisnis sejak Teknologi Informasi (TI) dimanfaatkan pada tahun 1950-an. Pada awalnya, titik fokus utama ialah efisiensi, mengingat harga perangkat keras yang sangat mahal (jutaan dollar). Secara perlahan komponen biaya perangkat keras menyusut. Namun secara keseluruhan, anggaran tahunan TI sebuah organisasi cenderung untuk terus meningkat. Timbul kesadaran bahwa masalah yang dihadapi bukan sekedar Ilmu Komputer, Teknik Elektronika, atau Matematika. Diperlukan sebuah metoda universal yang secara sistematis dan efektif dapat dengan cepat menanggulangi permasalahan yang timbul dari waktu ke waktu. Ini
berbeda dengan tradisi ''dunia akademis'' yang menawarkan berbagai variasi ''solusi teoritis'' yang telah dikaji secara ilmiah untuk permasalahan yang belum tentu ada.
Topik dalam bidang SIM mulai mendapatkan perhatian para akademisi pada tahun 1960-an. Pola yang lazim terjadi ialah para akademisi terjun langsung ke lapangan sebagai konsultan. Selanjutnya, para akademisi berupaya untuk menyelesaikan permasalahan SIM dengan beraneka ragam kerangka-kerja (framework). Kerangka-kerja tersebut sesuai dengan latar belakang pendidikan masing-masing, seperti Ilmu Komputer, Ilmu Teknik Elektro, Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Ilmu Matematika dan Statistika, Bisnis dan Managemen, serta berbagai Ilmu Sosial lainnya seperti Psikologi, Budaya, Filsafat, dan mungkin masih ada klaim dari ilmu lainnya yang tidak dapat diuraikan satu persatu disini. Keaneka-ragaman ini mendorong berbagai upaya untuk memperkenalkan model-model perangkat-kerja yang terpadu
Gambaran SIM pada Ilmu Manajemen dan Akuntansi.
Secara definitif Sistem Informasi Manajemen merupakan sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu manajemen.
Tujuan Umum
• Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
• Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
• Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi dibutuhkan dan dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan).
Proses Manajemen
Proses manajemen didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas:
• Perencanaan, formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu adalah aktivitas manajemen tang disebut perencanaan. Oleh karenanya, perencanaan mensyaratkan penetapan tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai tujuan tersebut.
• Pengendalian, perencanaan hanyalah setengah dari peretempuran. Setelah suatu rencana dibuat, rencana tersebut harus diimplementasikan, dan manajer serta pekerja harus memonitor pelaksanaannya untuk memastikan rencana tersebut berjalan sebagaimana mestinya. Aktivitas manajerial untuk memonitor pelaksanaan rencana dan melakukan tindakan korektif sesuai kebutuhan, disebut kebutuhan.
• Pengambilan Keputusan, proses pemilihan diantara berbagai alternative disebut dengan proses pengambilan keputusan. Fungsi manajerial ini merupakan jalinan antara perencanaan dan pengendalian. Manajer harus memilih diantara beberapa tujuan dan metode untuk melaksanakan tujuan yang dipilih. Hanya satu dari beberapa rencana yang dapat dipilih. Komentar serupa dapat dibuat berkenaan dengan fungsi pengendalian.
Bagian SIM
SIM merupakan kumpulan dari sistem informasi:
• Sistem informasi akuntansi (accounting information systems), menyediakan informasi dan transaksi keuangan.
• Sistem informasi pemasaran (marketing information systems), menyediakan informasi untuk penjualan, promosi penjualan, kegiatan-kegiatan pemasaran, kegiatan-kegiatan penelitian pasar dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pemasaran.
• Sistem informasi manajemen persediaan (inventory management information systems).
• Sistem informasi personalia (personnel information systems).
• Sistem informasi distribusi (distribution information systems).
• Sistem informasi pembelian (purchasing information systems).
• Sistem informasi kekayaan (treasury information systems).
• Sistem informasi analisis kredit (credit analysis information systems).
• Sistem informasi penelitian dan pengembangan (research and development information systems).
• Sistem informasi teknik (engineering information systems).
Pengertian Sistem Informasi Manajemen (SIM) pada akuntansi
• SIM terutama melayani fungsi perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan di tingkat manajemen.
• SIM merangkum dan melaporkan operasi – operasi dasar dari perusahaan.
• SIM biasanya melayani manager yang tertarik dengan hasil – hasil mingguan, bulanan dan tahunan.
Sistem Pendukung (pengambilan) Keputusan (SPK)
• SPK membantu para manager dalam mengambil keputusan yang semi-terstruktur, unik, atau berubah dengan cepat, dan tidak dapat ditentukan dengan mudah di awal.
• SPK lebih memiliki kemampuan analisis dibandingkan sistem lain.
Illustrasi dapat dilihat pada gambar diatas (Gambar_illustrasi)
Karakteristik Sistem Informasi Manajemen
• SIM mendukung pengambilan keputusan terstruktur pada tingkat kendali operasional dan manajemen. Juga berguna untuk tujuan perencanaan bagi manager senior.
• Biasanya berorientasi pada pelaporan dan pengendalian.
• SIM bergantung pada basis data dan alur data yang telah tersedia di perusahaan.
• SIM memiliki kapabilitas analitik.
• SIM secara umum membantu dalam pengambilan keputusan menggunakan data saat ini dan masa lalu.
• SIM memiliki orientasi internal atau eksternal.
Jenis Sistem Informasi
Ada bermacam – macam sistem informasi, sesuai dengan tingkatan manajemen dan fungsi bisnisnya, sebagiamana terlihat dalam gambar diatas (Gambar_Jenis SIM)
Siklus Hidup Pengembangan
Metode pengembangan Sistem Informasi meliputi beberapa tahap secara umum sebagai berikut :
1. Perencanaan
2. Analisis
3. Perancangan
4. Pengembangan
5. Penggunaan
1. Tahap Perencanaan
Tujuan perencanaa:
•Menentukan ruang lingkup proyek.
•Mengenali berbagai area permasalahan potensial.
•Mengatur urutan tugas.
•Membuat dasar dan pengendalian.
2. Tahap Analisis
Analisis bertujuan untuk meneliti sistem yang telah ada dengan target merancang sistem yang baru atau diperbaharui.
Langkah – langkah :
1. Sosialisasi penelitian sistem.
2. Pengorganisasian tim proyek.
3. Mendefinisikan kebutuhan sistem informasi.
4. Menyiapkan usulan rancangan.
5. Menerima / menolak rancangan.
3. Tahap Perancangan
Tujuan Perancangan adalah untuk menentukan operasi dan data yang dibutuhkan oleh sistem baru.
Langkah – langkah :
1. Menyiapkan rancangan sistem terperinci.
2. Mengidentifikasikan berbagai alternatif konfigurasi sistem.
3. Mengevaluasi berbagai alternatif sistem.
4. Memilih konfigurasi terbaik.
5. Menyiapkan usulan penerapan.
4. Tahap Pengembangan
Tujuan pengembangan untuk memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual yang menghasilkan sebuah sistem yang bekerja.
Langkah – langkah :
1. Merencanakan pengembangan.
2. Mendapatkan sumber daya perangkat keras dan perangkat lunak.
3. Menyiapkan basis data.
4. Melatih pengguna.
5. Masuk ke sistem baru.
5. Tahap Penggunaan
Evaluasi pada tahap Penggunaan untuk melakukan penelitian sejauh mana knerja sistem baru dan memeliharanya.
Langkah - langkah :
1. Menggunakan sistem baru.
2. Mengaudit sistem baru.
3. Memelihara : memperbaiki kesalahan, memutakhirkan, dan meningkatkan lagi sistem.
Demikian tulisan saya kali ini, semoga bermanfaat

Sumber : Zaldi
Pada : http://www.komitmi.org/index.php?to=it&vi=12

Wednesday, May 21, 2008

Alhamdulillah, blog saya sudah ada