Kebersihan
Di Jepang tidak
ada orang yang membuang sampah sembarangan. Kedisiplinan mereka yang luar biasa
menjadikan ketaatan mereka terhadap peraturan begitu luar biasa. Sebagai contoh,
ketika para perokok Jepang berjalan-jalan di taman, maka mereka akan membawa asbak
di kantong mereka untuk membuang debu dan puntung rokok mereka. Jika menjumpai
tempat sampah, maka mereka akan membuang asbak tersebut di tempat sampah. Itu adalah
sebuah contoh kecil yang sangat luar biasa, yang menghargai detil kecil dalam rangka
penghargaan terhadap lingkungan.
Hutang-hutang
di Jepang sangat terjaga dan tidak di jaman oleh tangan-tangan jahat manusia,
padahal berada bersebelahan langsung dengan pemukiman yang pada penduduk. Aturan
tentang izin mendirikan bangunan, lingkungan dan hutan begitu ketat serta
sangat dipatuhi oleh orang-orang Jepang. Selain itu aturan tentang gas buang
(emisi) kendaraan juga ditegakkan secara ketat. Mobil dan kendaraan yang tidak
lolos uji emisi tidak diizinkan beroperasi. Bahkan tidak ada mobil solar yang
diizinkan berjalan, karena memang tidak ada yang lolos uji emisi.
Aturan tentang
sampah juga diterapkan secara tegas di Jepang. Di sana ada pembagian jenis
sampah dan jadwal pembuangan sampah berdasarkan jenisnya. Secara umum sampah
dibagi menjadi dua jenis, yaitu sampah yang bisa dibakar dan tidak bisa
dibakar. Di samping itu adalah pembagian yang lain yang lebih khusus misalnya
sampah elektronik, sampah bahan-bahan berbahaya (korek gas, batu baterai, dan
silet), botol plastik, gelas, botol alumunium, dan sebagainya. Masyarakat Jepang benar-benar
melakukan pembagian jenis sampah itu secara tertib. Bukan hanya itu, jadwal
pembuangan sampah pun dilaksanakan dengan disiplin, misalnya hari Selasa dan
Kamis adalah untuk membuang sampah elektronik.
Lantas
bagaimana dengan kondisi di Indonesia? Kesadaran masyarakat kita untuk membuang
sampah pada tempatnya sangat minim. Di sungai-sungai kita lihat sampah
mengapung, bahkan hingga menutupi permukaan air. Tak ayal saat musim hujan
tiba, banjir pun menjadi musibah rutin. Perihal aturan emisi kendaraan juga
tidak terlalu ketat. Di kota-kota besar kita lihat bagaimana metromini, truk
dan kendaraan lainnya yang notabene sudah mengantongi sertifikat lolos KIR dari
Dinas Perhubungan, namun ternyata masih mengeluarkan asap tebal yang
menyesakkan dada dan membuat udara menjadi hitam oleh polusi.
Pendidikan
Di Jepang
pendidikan adalah hal yang sangat diperhatikan. Pendidikan menjadi ujung tombak
kemajuan suatu Negara. Dan hal ini sangat dipahami oleh pemerintah Jepang. Berbagai
macam fasilitas diberikan oleh pemerintah Jepang secara gratis untuk menunjang
pendidikan berkualitas. Bagi anak yang tidak mampu juga akan mendapat bantuan
khusus. Sehingga tidak ada alasan bagi para pemuda-pemudi di Jepang untuk tidak
belajar. Mereka semua bisa mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi.
Transportasi
Di Jepang hampir
semua jalan memiliki trotoar. Ini adalah wujud penghargaan pemerintah Jepang
terhadap pejalan kaki. Coba kita bandingkan bagaimana jalan-jalan di Indonesia.
jalan jalan di Indonesia sangat banyak yang tanpa trotoar, sehingga para
pejalan kaki terpaksa menggunakan badan jalan untuk berjalan yang beresiko
tertabrak kendaraan. Pemerintah bisa saja beralasan karena kekurangan dana,
tapi itu alasan yang sudah basi.
Di
kota-kota utama Jepang (Nagoya, Osaka, Tokyo, dll) kereta bawah tanah menjadi
sarana transportasi utama. Sedangkan di Indonesia yang menjadi sarana transportasi
utama adalah bus dan angkot. Tingginya mobilitas penduduk memerlukan lebih
banyak sarana transportasi. Namun sarana transportasi sehebat apapun jika hanya
di atas tanah. Sebagai contoh, Jakarta tiga sampai lima tahun lagi, bila
penambahan jumlah kendaraan dan populasi penduduk tidak diimbangi dengan
penambahan infrastruktur jalan, makan kemungkinan kota itu akan lumpuh dan roda
perekonomian akan tersendat.
Di
Jepang tempat parkir sebanding dengan jumlah kendaraan. Sedangkan di Indonesia,
trotoar dijadikan lahan parkir. Banyak yang membuka toko dan usaha tanpa
menyediakan lahan parkir, sehingga para pelanggan memarkirkan kendaraan mereka
di bahu-bahu jalan. Akibatnya, ruas jalan raya semakin sempit, dan kemacetan pun
tak terhindarkan.
Di
Jepang aturan tentang gas buang benar benar dilaksanakan. Dan tahukah anda
mengapa mobil lama tidak boleh dipakai di Jepang. Sebenarnya tidak ada aturan
tentang itu, tetapi mobil-mobil lama kemungkinan sudah tidak lolos uji emisi,
sehingga tidak diizinkan lagi untuk dikendarai. Bahkan kendaraan solar dilarang
digunakan di Jepang karena tidak ada yang lulus uji emisi. Jalan-jalan di
Jepang begitu bersih asap knalpot, bahkan asap putih pun tidak ada. Tidak seperti
di Indonesia, polusi kendaraan bermotor
begitu luar biasa. Apakah di Indonesia tidak ada peraturan mengenai itu? atau
sebenarnya ada, tetapi tidak dilaksanakan. Jawabnya silahkan tanyakan pada diri
anda sendiri.
Sumber :
Imam Subarkah; Ilham-Ilham Dahsyat dari Kesuksesan Bangsa Jepang.