Monday, February 14, 2011

Penjahat Baik, dan Penjahat Buruk

Ada dua orang yang bernama Badu dan Badai, masing-masing mempunyai seorang anak. Si Badu dan si Badai mempunyai korenah yang sama dalam hal perilaku buruk. Mereka sering melakukan perbuatan yang dilarang Allah seperti mabuk, judi ataupun zina. Sebaliknya jarang sekali melaksanakan perintah Allah seperti kewajiban shalat, puasa.

Namun ada sedikit perbedaan antara keduanya. Karena merasa bereperilaku jelek, si Badu ga pernah menganjurkan anaknya berbuat baik seperti ngaji, shalat atau puasa. Karena merasa tidak pantas menyuruh orang berbuat baik sedangkan dirinya sendiri tidak pernah melakukan amal kebaikan. Sedangkan Badai sering menganjurkan anaknya berbuat baik karena tidak mau anaknya menjadi seperti dia. Makanya si Badai mengirim anaknya berguru pada seorang kiyai, menyuruhnya mengaji, sembahyang dan puasa.

Mana yang baik perilaku diantara kedua orang itu.

Semoga menjadi renungan. Subhanllah.



Teh Botol, Kasih Seorang Ibu


Dalam ceramahnya, seorang Ustadz bercerita bahwa dia menerima sms dari seorang anak menanyakan “bolehkah menyiram kuburan dengan air teh botol?”  

Untuk menjawab pertanyaan tersebutnya sang ustadz merasa perlu mengetahui apa latar belakang anak tersebut  bertanya demikian, maka beliau terlebih dahulu menemui anak itu. Rupanya anak tersebut mempunyai ibu yang telah meninggal yang dulunya beprofesi sebagai pelacur. Menurut cerita sang anak ibunya kalau maupergi menjalankan profesinya selalu setelah mendirikan shalat Isya. Setelah pulang diapun mandi dan shalat dua rakaat. Setiap malam sang ibu selalu membawakan teh botol untuk sang anak, karena anaknya ini sangat menyukai teh botol. Dan teh botol tersebut selalu dibawa dalam kantong plastik.

Setelah ibunya meninggal, dari cerita teman-teman sang ibu, diketahui bahwa teh botol yang dibawa pulang tersebut berasal dari sisa sisa minuman para tamu. Beliau ingin selalu memberi oleh-oleh untuk anaknya, sesuatu yang disukai anaknya walaupun penghasilnya sangat tidak mencukupi. Sang ibu berusaha menghemat uang demi untuk masa depan seorang anak, serta niat untuk dapat segera terbebas dari jeratan ‘maksiat”.  

Diceritakan bahwa sang anak ingin berbakti kepada orang tua dengan cara memberi siraman air teh botol dari botol yang asli (bukan dengan kantong bungkus plastik) sambil membacakan doa agar ibunya diberi ampunan oleh Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang.

Sang ustadz menambahkan bahwa kita tidak bisa menyamaratakan pandangan atas suatu kasus. Yang mungkin punya latar belakang yang kita tidak ketahui.

Subahanallah.